Rabu, 27 Januari 2016


When the Students lined up in the School yard in order to Listen to the Guidance of the Principal

Kamis, 21 Januari 2016

Standar Nasional Pendidikan



8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN INDONESIA

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 Ayat 1), dan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 Ayat 2).

 Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut,
SD NEGERI 5 MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE menjalankan 8 Standar Nasional Pendidikan  yang menjadi pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban peserta didik yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

8 Standar Nasional Pendidikan yang di maksud adalah
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

3. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

6. Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah.

7. Standar Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

7 tanda-tanda awal isteri derhaka kepada suami.
1 - Menghina atau mengumpat suami
Bersifat amanah iaitu menjaga maruah diri sendiri sebagai isteri dan menjaga maruah suami terutama di dalam perkara-perkara rahsia peribadi dan rumah tangga. Isteri ialah orang yang paling hampir kepada suami yang tahu segala kekurangan dan kelemahan suaminya. Membuka rahsia suami atau menyebarkannya akan menjejaskan kewibawaan suami, sekali gus menggugat keharmonian rumah tangga kerana suami telah hilang kepercayaan terhadap isteri. Jika membuka rahsia suami dianggap menjejaskan kewibawaan suami, apatah lagi menghina atau mengumpat suami.

2 - Mengherdik dan menceritakan kelemahan serta kekurangan suami pada orang lain
Sifat ini terlalu berat dan buruk untuk ditanggung oleh seorang suami. Si isteri tidak sepatutnya dalam apa keadaan sekalipun mengherdik dan menceritakan kelemahan serta kekurangan suami pada orang lain. Adalah sepatutnya kita sebagai isterisentiasa bersedia untuk menggembirakan hati suami, sama ada dengan tingkah laku yang menawan, tutur kata yang menjadi penawar serta perhiasan diri zahir dan batin.
Rasulullah saw bersabda :
Tiada faedah yang paling baik diperoleh seorang mukmin (suami yang beriman) selepas bertaqwa kepada Allah azza wa jalla selain isteri yang solehah.

3 - Isteri keluar rumah tanpa kebenaran suami
"Apabila perempuan keluar rumah, sedangkan suaminya membencinya, dia dilaknat oleh semua malaikat di langit, dan semua apa yang dilaluinya selain daripada jin dan manusia sehingga dia kembali."
(Diriwayatkan oleh Thabarani di dalam al-Awsat)

4 - Isteri mendoakan kecelakaan buat suami
Isteri yang solehah adalah isteri yang sentiasa mendoakan kebaikan, kesejahteraan dan rahmat Allah swt bagi suaminya dan bukannya sebaliknnya.

5 - Membenci kegemaran suami
Mengakui dan menerima kenyataan bahawa suami adalah ketua di dalam kepimpinan keluarga sesebuah rumah tangga. Tiada siapapun yang menyangkal bahawa suami telah diberikan kelebihan satu darjah daripada isteri. Satu kurniaan Allaw swt yang meletakkan suami bertanggungjawab menjaga serta mengawal keselamatan dan kesejahteraan perjalanan hidup keluarganya di dunia dan akhirat serta suami wajib memberi nafkah isteri dan anak-anaknya. Sememangnya ada ketika dan masa kita rasa kehendak kita sebagai isteri tidak dipenuhi sewajarnya. Namun yang demikian itu tidak bermakna kita dengan sewenang-wenangnya berhak menafikan kesukaan atau kegemaran si suami.
Firman Allah : 
Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian daripada harta mereka. (An-Nisa : 34)

6 - Menjadi tekanan kepada suami
Tidak dinafikan keadaan ekonomi hari ini adakalanya mampu memberi impak besar kepada sesebuah institusi kekeluargaan. Namun begitu, si isteri perlu bersikap bijaksana dan rasional dalam mentadbir harta benda suami tanpa membazirkannya. Jangan meminta sesuatu yang di luar kemampuannya kerana hal yang demikian akan menyebabkan tekanan dan ketegangan di dalam kehidupan suami. Di samping itu juga, adalah lebih baik jika si isteri sama-sama membantu menguruskan rumahtangga agar ini dapat mengurangkan tekanan kepada si suami. 
Apabila suami menyuruhnya, ia mentaatinya. Jika suami memandangnya ia menggembirakan hati suaminya. Sekiranya suami bersumpah, ia memenuhi sumpah suaminya itu. Apabila ia keluar kerana bertugas atau berjuang, ia menjaga maruahnya dan maruah suaminya serta menjaga harta benda suaminya dengan cara berjimat cermat membelanjakannya.(Riwayat Ibnu Majah)

7 - Mengungkit-ungkit janji suami
Redha dan bersyukurklah dengan setiap pemberian suami. Sesungguhnya itulah nikmat dan rezeki yang terbaik bagi isteri.
Sabda Rasulullah saw :
"Aku lihat api neraka, tidak pernah aku melihatnya seperti hari ini, kerana ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli neraka ialah wanita. Rasullullah saw ditanya: "Mengapa demikian ya Rasulullah?" Baginda menjawab: "Wanita mengkufurkan suaminya dan mangkufurkan ihsannya. Jikalau engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa berpuas hati dan merasa cukup."(Riwayat al-Bukhari)

Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda dan bermaksud : 
 "Kebanyakan ahli neraka adalah terdiri daripada kaum wanita." Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka: "Mengapa terjadi demikian, adakah kerana mereka berzina atau membunuh anak atau kafir ?" Baginda menjawab : "Tidak, mereka ini ialah mereka yang menggunakan lidah menyakiti hati suami dan tidak bersyukur akan nikmat yang disediakan oleh suaminya."(Riwayat Muslim)